Prodi Kebencanaan Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala
International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS)
Forum Peneliti Aceh (FPA)
Young Scholar Discussion Series I
Tanah Banda Aceh yang “bergerak”
Mikrozonasi Gempa dan Dinamika Lapisan Tanah Lunak di Banda Aceh
Gempa adalah “sahabat” masyarakat Aceh. Kalimat tersebut barangkali agak tepat untuk mengambarkan bahwa masyarakat Aceh terbiasa hidup dengan ancaman-ancaman gempa yang hingga kini tidak dapat diprediksi. Bencana gempa tahun 2006 banyak memberikan pelajaran berharga bagi seluruh level masyarakat Aceh; baik bagi masyarakat biasa, peneliti dan pemerintah. Mereka kini lebih awas dan sigap terhadap ancaman gempa dan efek-efek buruk yang akan muncul setelah gempa. Namun, pengalaman gempa 8.5 yang terakhir kali terjadi tahun ini, memberikan gambaran yang jelas bahwa ternyata pada satu sisi pemerintah belum sigap dalam upaya pengurangan bencana gempa, khususnya kota banda Aceh.
Terlebih, keadaan lapiran tanah di Kota Banda Aceh tidak sama satu titik dengan titik yang lain dalam merespon getaran gempa. Sama dengan kota Mesiko, yang mengalami kerusakan parah akibat gempat pada tahun 1985, Kota Banda Aceh juga berdiri di atas tanah lunak dengan ketebalan 70 sampai 206 meter. Untuk mengurangi resiko bencana, maka perlu informasi mikrozonasi/peta gempa untuk dapat memberikan informasi level resiko gempa di berbagai tempat di Aceh dan kajian terhadap respon tanah untuk menetapkan parameter percepatan puncak tanah beserta atribut-atributnya. Apa saja parameter-parameter untuk menetapkan percepatan puncak getaran gempa? Titik-titik manakah di Kota Banda Aceh yang rawan terhadap gempa? Sekuat apakah dan dimanakah gedung-gedung harus didirikan di Banda Aceh? Lalu bagaimanakah peta gempa di Banda Aceh? Sudah layakkah dan akuratkah peta gempa yang telah ada dan diserahkan ke pemerintah Indonesia?
Untuk mengetahui jawaban serangkai pertanyaan di atas, hadiri diskusi Cendekia Muda Aceh atau Young Scholar Discussion ke-4
Prodi Kebencanaan Program Pasca Sarjana University Syiah Kuala
Hari Selasa, 17 Juli 2012
Pukul 09.00 s.d 12 WIB
Pembicara:
1. Bambang Setiawan, S.T., M.Sc
2. Firdaus, S.T., M.eng
Speaker’s Biography:
Bambang Setiawan, ST, M. Eng. Sc menyelesaikan studi stata satu dalam bidang Teknik Geologi di Universitas Padjadjaran, pada tahun 1996. 5 tahun kemudian, Bambang meraih M.Eng, Sc dalam bidang yang sama dari Universitas Adelaide, Australia dengan mengambil Master by Research. Kini Bambang Setiawan adalah pakar dalam bidang geology, khususnya lapiran tanah lunak. Hasil-hasil penelitiannya, telah dipublikasi di beberapa jurnal internasional seperti “Site investigation for Disaster Reconstruction in Aceh, Sumatera” yang telah diterbitkan oleh Jurnal ICE London. Beberapa hasil penelitian yang lain juga telah dipresentasikan pada beberapa conferensi internasional. Saat ini, Bambang Setiawan adalah staff pengajar di di jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.
Firduas, ST., M.Sc mendapatkan gelar Sarjana Tehnik (ST) dari Institute Teknologi Bandung (ITB) setelah menyelesaikan studi di Fakultas Teknik Sipil pada tahun 2005. Pada tahun 2011, putra kelahiran Bureun ini memperoleh gelar Master of Science (M.Sc) dari Universitas Weimar, Jerman, dengan menyelesiakan studi dalam bidang Natural Hazard and Risk in Structural Engineering (Bahaya dan Resiko Alamiah dalam Tehnik structural [?] ). Firdaus telah melalang buana dalam beberapa organisasi Badan PBB dan telah bekerja sebagai Supervisor pada beberapa Perusahan konsultan teknik. Semenjak tahun 2009 hingga saat ini, Firdaus bekerja sebagai Earthquake Engineering Specialist pada Yayasan Kemaslahatan Ummat.
Diskusi/seminar ini tidak memungut biaya apapun dan terbuka untuk umum. Bagi rekan-rekan yang ingin berbagi hasil penelitian di serial diskusi berikutnya, seri II, silahkan mendaftar ke info@acehresearch.org. Cukup hanya dengan mengirimkan abstrack dan CV. Schedule diskusi akan diberitahukan di kemudian hari.