Meeting with guest from German Embassy
with Jens Schuering | 25 May 2016
Visiting Diplomat Discussion : Keberagaman Agama
with David Saperstein | 26 October 2016
Rapat Pengurus ICAIOS
Jumat, 17 Januari 2020 | Ruang Seminar Prof. Anthony Reid
Seri Diskusi Islam Warna Warni #19: Document on Human Fraternity
with Dr. Amri Fatmi, Lc., M.A. | 1 Maret 2019 | Ruang Seminar Anthony Reid, ICAIOS
Meeting with Delegation from Oberlin Shansi
ICAIOS Seminar Room | 12 April 2017
Visitation from Asia Pacific Institute of Research
with Dr. Mempei Hasyashi and Mizan Bisri | 23 November 2016
Rangkang Manyang ICAIOS XV: Pelatihan Perencanaan dengan Logical Framework
5-6 Maret 2019 | Ruang Seminar prof. Anthony Reid, ICAIOS
Audiensi Tim ICAIOS - ARICIS dengan Rektor UIN Ar-Raniry
16 January 2018
ICAIOS VIII | “Religiosity, Modernity, and the Pandemic”
7-8 April 2021
ICAIOS at Open is the New Smart : Making Cities Work for Citizen
with Open Data Labs, RUJAK, Jakarta Smart Cities | Goethe Haus | 07 March 2017
Meeting with Delegation from Rotary Peace Center, Bangkok
18 December 2017 | prof. Anthony Reid Seminar Room, ICAIOS
GLS #27: Disaster Tourism
with Dr. Chie Saito | 28 February 2019 | Anthony Reid Seminar Room, ICAIOS
Urbanisme Warga | Wet-wet Gampong
Belajar Seni dan Bencana di Gampong Punge Blang Cut | 04 March 2017
Graphic Design for Academics and Office Needs Workshop
With Pratitou Arafat | 22 December 2016
Meeting with delegation of Japan Foundation
ICAIOS Seminar Room | 28 Ferbruary 2017
Halal bi Halal with ICAIOS Family | ICAIOS Office
28 June 2018
Training Pembuatan Film Pencegahan Radikalisme untuk Tingkat SMA/Sederajat
14-17 Maret 2018 | Ruang Seminar Anthony Reid | ICAIOS
PDS #70: Mengajar Generasi Millenial
with Fahmi Yunus | 01 February 2019 | Anthony Reid Seminar Room, ICAIOS
ICAIOS's Meuramin
Every Wednesday | ICAIOS Lawn
Meeting with Delegation from Kemenristekdikti
ICAIOS Seminar Room | Rabu, 24 May 2017 | 15.30 WIB
ICAIOS Bersama Warga dalam "Festival Minuman Nipah"
Gampong Pande | 06 Agustus 2017 | Urbanisme Warga
ICAIOS Researchers at Bhinneka Kota
Kota Tua, Jakarta | 08 April - 14 Mei 2017 | by RUJAK Center for Urban Studies
ICAIOS Researchers Participated on Pilot Training : Introduction to Geology for Spatial Planning
Organized by Georisk-BGR Germany and PPSDM Geologi, Mineral dan Batu Bara | 13 - 17 March 2017 | Mason Pine Hotel, Padalarang
Urbanisme Warga | Wet-wet Gampong
Menyusuri Jejak Turki di Gampong Bitai | 15 Juli 2017
Peneliti ICAIOS dalam Workshop bersama CACS dan CSCD Pattani
Pattani, Thailand
ICAIOS VI
Syiah Kuala University | 8-9 August 2016
Sharing session :Penelitian dan Penulisan Sejarah Kampung-Kampung Di Singapura
with Prof. Hadijah Rahmat | 12 December 2017 | prof. Anthony Reid Seminar Room, ICAIOS

Tahukah anda apa itu information brokers ? dan apa hubungannya dengan Perpustakaan?

Information brokers adalah para penjaja informasi yang memperdagangkan informasi secara luas dan bebas. Konsep perdagangan informasi ini, pertama kali diperkenalkan di Paris oleh S’il Vons Plait pada tahun 1940-an, sebuah perusahaan perdagangan yang memberikan jasa layanan menjawab cepat melalui telepon atas berbagai macam pertanyaan dari para pelanggan secara bulanan (Kalba, 1977), meskipun pelayanan serupa telah dilakukan di Budapes Telepon Newpaper, Hungaria pada tahun 1923. Bahkan, ide formal jenis pelayanan serupa di Amerika Serikat sudah ada sejak beberapa dekade sebelumnya. Sekarang di kota-kota besar hampir seluruh dunia memiliki jenis pelayanan informasi dengan tujuan komersial. Contohnya, Information Resources, Information Unlimited, PDBI dan sebagainya
     


     Para penjaja atau pedagang informasi ini mengerjakan cukup banyak hal, termasuk menyediakan buku-buku referensi guna memberikan jawaban yang cepat atas pertanyaan yang memerlukan jawaban relative cepat dan langsung. Mereka pun menghimpun data atau data-data statistik, daftar pos dan abstrak. Mereka juga mengadakan berbagai kegiatan penelitian terhadap industri-industri tertentu, yang nantinya memungkinkan menghasilkan keuntungan material. Mereka memberikan berbagai layanan indeks dan penelusuran online, bibliografi dan konsultasi. Selain itu, mereka tidak lupa melayani penelusuran dokumen-dokumen, membantu para pelanggan dalam mengorganisasikan arsip informasi yang dimilikinya. Dalam beberapa hal mereka memberikan jasa layanan penelitian pasar dan jasa terjemahan.

Tampaknya kegiatan perdagangan informasi seperti itu mirip dengan kegiatan yang ada pada perpustakaan. Namun, tentu saja perdagangan informasi tidak sesederhana itu. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :

  1. Kebutuhan pengguna harus terpenuhi, yang merupakan satu proses yang sering melibatkan beberapa kontak, bukan untuk mengadakan perjanjian
  2. Perdagangan informasi harus mempunya bakat syarat dan sumbe-sumber guna memenuhi pertanyaan ataupun pemintaan pengguna
  3. Harus mengadakan pekerjaan dengan efektif dalam menjawab pertanyaan tertentu, dan harus mengorganisasikan langganan secara antri jika telah berhasil.

  Perbedaan dengan perpustakaan

Perbedaan proses pada perpustakaan dengan perdagangan informasi adalah hal-hal yang bersifat instructive (mengandung pelajaran) dan bukan pada sifat kemiripannya. Perbedaan utama adalah pada misi lembaganya yang bersifat mencari keuntungan material, sedangkan perpustakaan pada umumnya bersifat sosial. Perdagangan informasi menerima jasa material dari pelanggan secara langsung pada setiap saat jasa diberikan perusahaan. Perbedaan yang lain adalah perdagangan informasi dalam mencari langganannya sering dilakukan secara individual, mencari orang-orang yang besar rasa keingintahuannya, berimajinatif, peneliti yang berhasil, serta bidang-bidang profesi yang menuntut banyak informasi guna menigkatkan kemampuannya. Sedangkan perpustakaan ditujukan untuk segenap anggota masyarakat secara luas tanpa membeda-bedakan status sosial dan kedudukannya. selain itu, biaya pemasaran yang dianggarkan oleh perdagangan informasi relative lebih tinggi dibandingkan dengan yang dilakukan oleh perpustakaan.

Ringkasnya adalah, pedagang informasi atau pasar informasi melakukan apa yang dilakukan oleh perpustakaan. Segala diskripsi dan argumentasi dari perpustakaan diterapkannya, terutama dalam konsep-konsepnya yang sesuai. Mereka hidup dengan memberikan pelayanan kepada pelanggan yang relative makmur (sudah terpenuhi kebutuhan pokoknya) atas dasar layan bayar, artinya ada layanan-ada bayaran.

__________________

Daftar Pustaka :

-  Kalbar, Kas 1977. Libraries in Information Marketplace dalam Eastabrook, Leigh (ed.).1977. Libraries in Post Industrial Society. Phoenix (USA) : The Oxford Press

-  Pawit Yusuf, M.S. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi dan Kepustakaan, Jakarta : Bumi Aksara

Search

keluarga relasi kuasal di Aceh

 

Call for Article

ICAIOS welcomes scholars and researchers to publish scientific or popular articles. See the article guideline HERE 

Want to get more involved with ICAIOS activities?
If yes, complete the form here

Also check our latest Public Discussion and Guest Lecture Series videos
Subscribe us on Youtube  

 

 

 

iconKM2

tracerLPSDM

Visitors

128981
Today: 9
Yesterday: 30
This Week: 73
This Month: 323
Indonesia 66.9% Indonesia
United States 19.6% USA
China 2.1% China

Total:

134

Countries

Our Partners

 

PRISB spf bandar publishing


NP Integral Logo
logoGlobed logo eos smeru
IDR Perak logo1  logo toyotafoundation
arsitektur unsyiah AI
pascasarjanauin GIZ pusatstuditelematika
PPIM UIN min ctcs
ccis Logo UBBG Sekunder Vertikal
 
logotdmrc
 KAS logo4