Abstrak:
Singapura adalah negara yang mendapatkan penghasilan utama dari penyediaan jasa keuangan, bandara, dan pelabuhan bagi perusahaan dan negara lain. Pelabuhan Singapura tercatat sebagai salah satu pelabuhab tersibuk di dunia.
Aceh dapat belajar dari kunci keberhasilan Singapura dalam tata kelola publik secara umum dan manajeman pelabuhan secara khusus mengingat Aceh juga memiliki letak strategis dan pernah menjadi pelabuhan penting dalam perdagangan dunia. Mengapa orang tertarik untuk menggunakan layanan jasa di Singapura? Apa yang dapat kita pelakri dari Singapura?
Meritokrasi, prakmatis, dan kejujuran (meritocracy, pragmatism, honesty – MPH) adalah kunci dari keberhasilan Singapura. Meritokrasi berarti menempatkan orang yang cakap untuk mengurusi suatu urusan. Prakmatis maksudnya mencontoh keberhasilan negara lain dalam menyelesaikan suatu masalah. Adapun kejujuran adalah sifat dasar dalam meraih kepercayaan publik. Belajar dari Singapura juga berarti belajar kedisiplinan mereka.
Dalam bidang jasa pelabuhan, ada beberapa best practice yang dapat diadopsi, salah satunya adalah pemisahan fungsi pemerintah (public) dan fungsi pengelola pelabuhan (private). Fungsi pemerintah dilaksanakan oleh Maritime Port Authority (MPA) yang berperan dalam mengendalikan keluar masuk kapal di perairan serta penempatan dan pengendalian regulasi pengelolan pelabuhan khususnya yang terkait dengan keselamatan. Di sisi lain, fungsi pengelola pelabuhan dilaksanakan oleh Port Singapore Authority (PSA) sebagai lembaga berbadan hukum yang mengendalikan pelayanan di dermaga sampai terminal container dengan konsep pengembangan business oriented dan costumer statisfication. Berbagai hal yang meningkatkan daya saing pelabuhan di Singapura dibanding pelabuhan disekitarnya didasari oleh pola pikir sederhana “Jika kapal besar masuk ke pelabuhan kita maka dengar apa yang dibutuhkan mereka yaitu efisensi pelayanan di pelabuhan dan biaya yang murah”