KAJIAN JUMA’T 15 SEPTEMBER 2017
Dr. Moch. Fajarul Falah
1. Kajian kitab “Al-Qawl al-Jali fi Hall al-Fadz Mukhtasar ‘Abdillah Al-Haruri”. Di dalam kitab ini, penulis yang menganut madzhab Syafi’i, menjelaskan kata-per kata. Penulis kitab aslinya adalah dari Habasyah, Afrika. Beliau dari segi keilmuan dikenal sebagai Ahli Hadis (Al-Hafidz yaitu tingkatan ulama yang menguasai ilmu hadis (ulum al-hadis) dan juga hafal ribuan hadis-hadis Rasulullah Sallallah ‘Alayh wa Sallam). Beliau juga memahami ilmu Jarh wa Ta’dil (ilmu kritik hadis);
2. Para ulama hadis secara umum mengatakan bahwa ada orang-orang yang memenuhi kriteria tertentu yang dapat menilai dan menyimpulkan status dan kualitas sebuah hadis. Penulis Kitab “Al-Qawl al-Jali” adalah salah seorang yang memenuhi kualifikasi ini;
3. Kitab “Al-Qawl al-Jali” sudah banyak tersebar dan dikaji di banyak negara baik Asia, Eropa, maupun Afrika. Kitab ini juga sudah diterjemahkan di berbagai bahasa (Indonesia, Melayu dsb).
4. Di dalam Kitab “Al-Qawl al-Jali” diantaranya dijelaskan tentang konsep Mukallaf (baligh, berakal sehat dan telah mendengar seruan La ilaha Illallah).
5. Bagi yang sudah mukallaf dibebankan kewajiban:
a. Memeluk agama Islam (bagi non muslim);
b. Tidak boleh ragu dengan keislaman yang sudah diputuskan, sehingga tidak memilih keluar dari Islam selamanya (ats-tsubut fih ‘alad dawam);
c. Menjalankan semua yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah Sallallah ‘alayh wa sallam wajibkan dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
6. SESI DISKUSI:
a. T. Zulfikar:
-Pertanyaan:
Banyak mahasiswa yang bersifat kritis mempertanyakan tentang Allah. Bagaimana posisi hal ini dalam Islam?
-Jawaban:
Berdasarkan hadis Rasulullah saw dan juga riwayat para ulama, hal-hal yang sebenarnya dianggap tidak apa-apa (karena dianggap simpel, remeh temeh), padahal sebenarnya dapat menjerumuskan seseorang di dalam neraka jahannam. Oleh sebab itu, sikap, perbuatan dan perkataan, yang menjadikan Dzat Allah swt sebagai bahan untuk bercanda, main-main, atau bahkan melecehkan, tidak bisa dianggap main-main. Ancamannya, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad saw, adalah api neraka. Sebagai contoh, terkadang ada pertanyaan yang digunakan untuk bahan bercanda: “Mungkinkah Allah swt menciptakan mahkluk yang luar biasa besar, yang Dia tidak sanggup mengangkatnya?”. Ini adalah pertanyaan yang sangat konyol dan sebaiknya tidak perlu dibiasakan untuk ditanyakan. Kuasa Allah swt tidak berhubungan dengan wajib ‘aql, akan tetapi ja’iz ‘aql.
b. Adri:
-Pertanyaan:
Ada orang muslim yang mengikuti aliran sesat, kemudian disyahadatkan lagi, sehingga masuk Islam lagi. Bagaimana statusnya dalam Islam?
-Jawaban:
Jika memang si pelaku benar-benar taubat (tawbatan nasuha) dan mencabut semua pernyataan keingkarannya, melepas semua keyakinan sesatnya, maka taubatnya akan diterima Allah swt. Pintu taubat akan ditutup ketika nyawa sudah sampai di tenggorokan dan ketika matahari terbit dari timur. Kondisi ini sebagaimana yang dialami Fir’aun ketika bertaubat di saat akan meninggal dunia.
*AW