BANDA ACEH – Pada beberapa tempat lain pohon nipah hanya menjadi tumbuhan yang menjadi penghuni rawa-rawa, tanpa memberi banyak manfaat. Tapi di Gampong Pande, buah dari pohon nipah diolah menjadi aneka minuman.
Gampong Pande, yang berada Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh selama ini memang dikenal dengan peninggalan sejarahnya.
Namun dibalik itu mereka juga memiliki kreativitas dan kemampuan menjadikan buah nipah digemari orang.
Pada Minggu (6/8/2017), Urbanisme Warga, ICAIOS dan Warga Gampong Pande menggelar Festival Minuman Nipah yang bertempat di desa tersebut.
Gampong Pande yang merupakan desa pesisir yang dikenal sebagai titik nol Kota Banda Aceh, memiliki banyak potensi alam buah nipah yang tumbuh mengelilingi desa itu.
Sehingga melalui Festival minuman nipah mereka menggelar lomba kreasi minuman nipah.
![Warga Gampong Pande](http://cdn2.tstatic.net/aceh/foto/bank/images/warga-gampong-pande_20170806_190522.jpg)
Program Assistant Urbanisme Warga, Mochamad Riyan Syah mengatakan, Nipah merupakan tumbuhan yang banyak ditemui di Gampong Pande, bahkan hampir mengelilingi kampung tersebut.
Warga setempat pun memanfaatkan buah nipah untuk diolah menjadi minuman segar, sementara daunnya diolah menjadi rokok daun.
Sehingga untuk mengangkat kembali keunikan itu, maka digelarlah festival minuman nipah.
Tujuannya untuk membangkitkan kembali semangat warga dalam memanfaatkan tumbuhan nipah dan dapat memberi nilai ekonomis.
Ke depan harapannya Gampong Pande tidak hanya terkenal dengan peninggalan sejarahnya, tapi juga aneka olahan nipahnya.
Dalam festival itu, pengunjung diajak untuk melihat sejak pemetikan buah di pohon nipah, lalu proses pengambilan isi serta pengolahannya hingga menjadi aneka minuman.
Terakhir, pengunjung dapat mencicipi anek minuman olahan nipah. (*)
Sumber : Serambi Indonesia