Jakarta - Akhir pekan di Banda Aceh bisa dihabiskan dengan melakukan banyak hal. Salah satunya adalah berwisata ke kawasan kota tua Banda Aceh.
Menikmati akhir pekan, puluhan mahasiswa dari berbagai kampus dan anggota komunikasi mengunjungi kota tua Banda Aceh. Mereka berjalan kaki untuk melongok situs-situs sejarah peninggalan masa kerajaan, masa Belanda hingga sekarang ini.
Kegiatan Wet-wet Koetaraja yang dikemas dengan tema "menelisik kisah kota tua Banda Aceh" dimulai dari Taman Sari, Kota Banda Aceh, Sabtu (9/9/2017).
Setelah menikmati dan mendengar sejarah tentang tempat tersebut, mereka bergerak ke tempat penampungan air peninggalan Belanda. Lokasinya tidak terlalu jauh.
Para peserta wet-wet (jalan-jalan) Koetaraja (kini Banda Aceh) terlihat sangat antusias menikmati situs sejarah di ibukota Provinsi Aceh. Selain Taman Sari, mereka juga berkunjung ke keraton, Pendopo Gubernur Aceh yang merupakan bangunan bekas peninggalan Belanda dan berakhir di Gunongan.
Gunongan sendiri yaitu bangunan peninggalan sejarah yang dibangun Sultan Iskandar Muda untuk menghibur istrinya. Di Gunongan, peserta disambut oleh dua perempuan yang bermain tarian.
Gunongan di Banda Aceh (Agus/detikTravel)
Kegiatan wet-wet kota tua yang diinisiasi International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) ini ditutup dengan makan bu kulah, nasi terbungkus daun pisang dengan aneka lauk.
Asisten Projek ICAIOS, Pratitou Arafat, mengatakan, kegiatan mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Banda Aceh rutin digelar setiap dua bulan sekali. Khusus untuk kegiatan hari ini pihaknya ingin memperkenalkan sejarah kota tua Banda Aceh kepada mahasiswa dan masyarakat umum.
"Yang kita putari hari ini adalah kota tuanya Banda Aceh mulai dari peninggalan zaman kerajaan, zaman Belanda hingga kondisi sekarang ini. Tujuannya ini untuk edukasi," kata Pratitou kepada wartawan di lokasi.
Saat mengunjungi kota tua, pihaknya ingin mengangkat dan memperkenalkan tentang situs budaya di Banda Aceh yang masih dapat dinikmati hingga sekarang.
Sebelum wet-wet koetaraja, pihaknya juga sudah menggelar kegiatan serupa yaitu wet-wet gampong dengan mengunjungi desa-desa di Kota Banda Aceh.
"Kita selama ini tinggal di kota ini tapi tidak pernah tahu sebenarnya apa yang ada di kota ini," jelas Pratitou. (sym/rdy)
Sumber : Detik Travel