Tengahi Konflik Lingkungan Butuh Pemimpin Populer

24 October 2014 | 13:58 WIB
 
PM-Banda Aceh–Dalam menyelesaikan sengketa lingkungan, baik antara perusahaan dengan masyarakat maupun antar kelompok masyarakat, butuh pemimpin populer. Pemimpin poluer merupakan orang yang netral dan dapat diterima kedua pihak yang bersengketa.

Hal ini disampaikan tim peniliti In Search of Consensus Building in Local Enviromental Disputes in Aceh pada acara diseminasi hasil penelitian pembangunan konsensus sengketa lingkungan Aceh di Banda Aceh, Kamis (23/10). Penilitian ICAIOS ini dilakukan pada lima kabupaten, yaitu Aceh Barat, Aceh Besar, Aceh Timur, Aceh Utara dan Bener Meriah selama tiga bulan (Januari-Maret 2014).

Direktur ICAIOS, Dr Saiful Mahdi M.Sc mengatakan dari sejumlah sengketa lingkungan yang diteliti di lima kabupaten itu, delapan kasus diantaranya tercapai konsensus atau kesepakatan di luar ranah hukum oleh kedua pihak yang bersengketa.

Kedelapan kasus itu, rincinya, perselihan antara nelayan dengan nelayan di Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar dan di Aceh Barat. Perselisihan antara PT Lafarge Cemen dengan masyarakat Loknga-Leupung, Aceh Besar dan PT Rencong Pulp and Paper Indoensia (RPPI) dengan masyarakat Nisam, Aceh Utara. [Read More][Cached]

ICAIOS Riset Kasus Perselisihan Lingkungan di Aceh

Murdani Abdullah | 23 October 2014 - 20:45 pm
 
PUSAT Kajian Internasional tentang Aceh dan Kawasan Seputar Lautan India, atau yang lebih dikenal dengan nama International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS), telah melakukan riset berjudul usaha mencari konsensus terhadap perselisihan lingkungan di Aceh. Riset ini mendapat dukungan dana dari Toyota Foundation Jepang.

Riset ini dipimpin langsung oleh Direktur ICAIOS, Dr. Saiful Mahdi, M.Sc, dan Dr. Arskal Salim, peneliti dan staf pengajar di University of Western Sydney, Australia dengan melibatkan peneliti-peneliti di Aceh seperti Sehat Ihsan Sadiqin dan Muhajir Al Fairusy dari UIN Ar-Raniry, Rizanna Rosemary dari Unsyiah, serta Shaummil Hadi, Dara Aldila, Zakiyah, dan M. Nizar dari Aceh Climate Change Studies (ACCeS).

ACCeS adalah kelompok peneliti lingkungan yang menampung alumni pelatihan riset tentang Perubahan Iklim dan Kemiskinan yang dialakukan ICAIOS bersama Ford Foundation dan UNDP Unit Lingkungan pada tahun 2009-2010.

Saiful Mahdi dalam rilisnya mengatakan penelitian dan pengumpulan data di lapangan berlangsung di 5 Kabupaten di Aceh, seperti Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Utara, dan Bener Meriah dengan 8 studi kasus, yakni kasus pembangunan konsensus dari berbagai konflik lingkungan yang terjadi di wilayah tersebut. [Read More][Cached]

PUSAT Kajian Internasional tentang Aceh dan Kawasan Seputar Lautan India, atau yang lebih dikenal dengan nama International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS), telah melakukan riset berjudul usaha mencari konsensus terhadap perselisihan lingkungan di Aceh. Riset ini mendapat dukungan dana dari Toyota Foundation Jepang.

Riset ini dipimpin langsung oleh Direktur ICAIOS, Dr. Saiful Mahdi, M.Sc, dan Dr. Arskal Salim, peneliti dan staf pengajar di University of Western Sydney, Australia dengan melibatkan peneliti-peneliti di Aceh seperti Sehat Ihsan Sadiqin dan Muhajir Al Fairusy dari UIN Ar-Raniry, Rizanna Rosemary dari Unsyiah, serta Shaummil Hadi, Dara Aldila, Zakiyah, dan M. Nizar dari Aceh Climate Change Studies (ACCeS).

ACCeS adalah kelompok peneliti lingkungan yang menampung alumni pelatihan riset tentang Perubahan Iklim dan Kemiskinan yang dialakukan ICAIOS bersama Ford Foundation dan UNDP Unit Lingkungan pada tahun 2009-2010.

- See more at: http://atjehpost.co/articles/read/13437/ICAIOS-Riset-Kasus-Perselisihan-Lingkungan-di-Aceh#sthash.gyy8PbMR.dpuf

PUSAT Kajian Internasional tentang Aceh dan Kawasan Seputar Lautan India, atau yang lebih dikenal dengan nama International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS), telah melakukan riset berjudul usaha mencari konsensus terhadap perselisihan lingkungan di Aceh. Riset ini mendapat dukungan dana dari Toyota Foundation Jepang.

Riset ini dipimpin langsung oleh Direktur ICAIOS, Dr. Saiful Mahdi, M.Sc, dan Dr. Arskal Salim, peneliti dan staf pengajar di University of Western Sydney, Australia dengan melibatkan peneliti-peneliti di Aceh seperti Sehat Ihsan Sadiqin dan Muhajir Al Fairusy dari UIN Ar-Raniry, Rizanna Rosemary dari Unsyiah, serta Shaummil Hadi, Dara Aldila, Zakiyah, dan M. Nizar dari Aceh Climate Change Studies (ACCeS).

ACCeS adalah kelompok peneliti lingkungan yang menampung alumni pelatihan riset tentang Perubahan Iklim dan Kemiskinan yang dialakukan ICAIOS bersama Ford Foundation dan UNDP Unit Lingkungan pada tahun 2009-2010.

- See more at: http://atjehpost.co/articles/read/13437/ICAIOS-Riset-Kasus-Perselisihan-Lingkungan-di-Aceh#sthash.gyy8PbMR.dpuf

PUSAT Kajian Internasional tentang Aceh dan Kawasan Seputar Lautan India, atau yang lebih dikenal dengan nama International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS), telah melakukan riset berjudul usaha mencari konsensus terhadap perselisihan lingkungan di Aceh. Riset ini mendapat dukungan dana dari Toyota Foundation Jepang.

Riset ini dipimpin langsung oleh Direktur ICAIOS, Dr. Saiful Mahdi, M.Sc, dan Dr. Arskal Salim, peneliti dan staf pengajar di University of Western Sydney, Australia dengan melibatkan peneliti-peneliti di Aceh seperti Sehat Ihsan Sadiqin dan Muhajir Al Fairusy dari UIN Ar-Raniry, Rizanna Rosemary dari Unsyiah, serta Shaummil Hadi, Dara Aldila, Zakiyah, dan M. Nizar dari Aceh Climate Change Studies (ACCeS).

ACCeS adalah kelompok peneliti lingkungan yang menampung alumni pelatihan riset tentang Perubahan Iklim dan Kemiskinan yang dialakukan ICAIOS bersama Ford Foundation dan UNDP Unit Lingkungan pada tahun 2009-2010.

- See more at: http://atjehpost.co/articles/read/13437/ICAIOS-Riset-Kasus-Perselisihan-Lingkungan-di-Aceh#sthash.gyy8PbMR.dpuf

PUSAT Kajian Internasional tentang Aceh dan Kawasan Seputar Lautan India, atau yang lebih dikenal dengan nama International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS), telah melakukan riset berjudul usaha mencari konsensus terhadap perselisihan lingkungan di Aceh. Riset ini mendapat dukungan dana dari Toyota Foundation Jepang.

Riset ini dipimpin langsung oleh Direktur ICAIOS, Dr. Saiful Mahdi, M.Sc, dan Dr. Arskal Salim, peneliti dan staf pengajar di University of Western Sydney, Australia dengan melibatkan peneliti-peneliti di Aceh seperti Sehat Ihsan Sadiqin dan Muhajir Al Fairusy dari UIN Ar-Raniry, Rizanna Rosemary dari Unsyiah, serta Shaummil Hadi, Dara Aldila, Zakiyah, dan M. Nizar dari Aceh Climate Change Studies (ACCeS).

ACCeS adalah kelompok peneliti lingkungan yang menampung alumni pelatihan riset tentang Perubahan Iklim dan Kemiskinan yang dialakukan ICAIOS bersama Ford Foundation dan UNDP Unit Lingkungan pada tahun 2009-2010.

- See more at: http://atjehpost.co/articles/read/13437/ICAIOS-Riset-Kasus-Perselisihan-Lingkungan-di-Aceh#sthash.gyy8PbMR.dpuf

PUSAT Kajian Internasional tentang Aceh dan Kawasan Seputar Lautan India, atau yang lebih dikenal dengan nama International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS), telah melakukan riset berjudul usaha mencari konsensus terhadap perselisihan lingkungan di Aceh. Riset ini mendapat dukungan dana dari Toyota Foundation Jepang.

Riset ini dipimpin langsung oleh Direktur ICAIOS, Dr. Saiful Mahdi, M.Sc, dan Dr. Arskal Salim, peneliti dan staf pengajar di University of Western Sydney, Australia dengan melibatkan peneliti-peneliti di Aceh seperti Sehat Ihsan Sadiqin dan Muhajir Al Fairusy dari UIN Ar-Raniry, Rizanna Rosemary dari Unsyiah, serta Shaummil Hadi, Dara Aldila, Zakiyah, dan M. Nizar dari Aceh Climate Change Studies (ACCeS).

ACCeS adalah kelompok peneliti lingkungan yang menampung alumni pelatihan riset tentang Perubahan Iklim dan Kemiskinan yang dialakukan ICAIOS bersama Ford Foundation dan UNDP Unit Lingkungan pada tahun 2009-2010.

- See more at: http://atjehpost.co/articles/read/13437/ICAIOS-Riset-Kasus-Perselisihan-Lingkungan-di-Aceh#sthash.gyy8PbMR.dpuf

PUSAT Kajian Internasional tentang Aceh dan Kawasan Seputar Lautan India, atau yang lebih dikenal dengan nama International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS), telah melakukan riset berjudul usaha mencari konsensus terhadap perselisihan lingkungan di Aceh. Riset ini mendapat dukungan dana dari Toyota Foundation Jepang.

Riset ini dipimpin langsung oleh Direktur ICAIOS, Dr. Saiful Mahdi, M.Sc, dan Dr. Arskal Salim, peneliti dan staf pengajar di University of Western Sydney, Australia dengan melibatkan peneliti-peneliti di Aceh seperti Sehat Ihsan Sadiqin dan Muhajir Al Fairusy dari UIN Ar-Raniry, Rizanna Rosemary dari Unsyiah, serta Shaummil Hadi, Dara Aldila, Zakiyah, dan M. Nizar dari Aceh Climate Change Studies (ACCeS).

ACCeS adalah kelompok peneliti lingkungan yang menampung alumni pelatihan riset tentang Perubahan Iklim dan Kemiskinan yang dialakukan ICAIOS bersama Ford Foundation dan UNDP Unit Lingkungan pada tahun 2009-2010.

- See more at: http://atjehpost.co/articles/read/13437/ICAIOS-Riset-Kasus-Perselisihan-Lingkungan-di-Aceh#sthash.gyy8PbMR.dpuf

ICAIOS: Konflik Lingkungan Bisa Selesai dengan Konsensus

Kantor Berita Radio Antero | Thursday, 23 October 2014 18:20

Sejumlah konflik yang terjadi dilingkungan masyarakat Aceh bisa diselesaikan secara kekeluargaan atau konsensus tanpa harus melibatkan penegak hukum, selain biayanya yang murah, penyelesaian konflik secara kekeluargaan cendrung lebih bertahan dibandingkan melalui putusan pengadilan.

Hal itu terungkap dari hasil riset yang dilakukan Pusat Kajian Internasional tentang Aceh dan Kawasan seputar Samudera India atau International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) di lima kabupaten.

Kelima kabupaten itu masing-masing Aceh Besar, Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Utara dan Bener Meriah.

Direktur ICAIOS Saiful Mahdi mengakui kehadiran pemimpin yang bisa diterima oleh kedua belah pihak sangat membantu untuk mempercepat penyelesaian konflik. Ia mencontohkan konflik antara PT Lafarge dengan masyarakat Lhoknga-Leupung menunjukkan pentingnya kehadiran pemimpin yang menjadi penengah konflik dan penentu tercapainya konsensus. Selain itu Saiful mengatakan faktor lain yang sangat menentukan tercapainya konsensus dari sebuah konflik lingkungan adalah peran masyarakat sipil dan media. Begitu juga sebaliknya, kehadiran masyarakat sipil dan media yang berpihak juga berdampak kepada tidak tercapainya konsensus. [Read More][Cached]

ICAIOS Temukan Delapan Sengketa Lingkungan yang Diselesaikan

Tommy | Kamis, 23 Oktober 2014 18:43 WIB

BANDA ACEH – Hasil penelitian International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) menemukan delapan sengketa lingkungan yang terdapat konsensus atau kesepakatan kedua belah pihak, sehingga tidak menempuh jalur hukum.

Direktur ICAIOS, Saiful Mahdi menyebutkan dari beberapa sengketa lingkungan terdapat delapan konflik lingkungan lima Kabupaten di Aceh yang meliputi Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Timur, Aceh Barat dan Bener Meriah dapat diselesaikan.

“Misalnya perselisihan nelayan dengan nelayan di Peukan Bada, Aceh Besar dan di Aceh Barat,” katanya pada konferensi pers, Kamis (23/10) di Banda Aceh.

Selain itu, lanjut Saiful perselisihan antara PT.Lafarge dengan masyarakat di Lhoknga, Aceh Besar juga telah dapat diselesaikan.

“Peselisihan ini sudah ada konsensus dimana pihak perusahaan bersedia membayar sejumlah dana untuk masyarakat Lhoknga Leupung sebesar Rp 2 Milliar pertahun yang dana tersebut dikelola oleh masyarakat setempat,” ujarnya. [Read More][Cached]

ICAIOS Rampungkan Riset Konsensus Lingkungan

Ferdian Majni | Kamis, 23 Oktober 2014

AV-Banda Aceh: Pusat kajian International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) melakukan riset konsensus terhadap perselisihan lingkungan di Aceh. Penelitian dan pengumpulan data berlangsung di lima kabupaten seperti Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Utara dan Bener Meriah, Kamis (23/10).

Riset ini dipimpin langsung oleh Direktur ICAIOS DR. Saiful Mahdi dan DR. Arskal Salim, peneliti dan staf pengajar di University of Western Sydney Australia.

Menurut Saiful Mahdi, faktor tercapainya konsensus dari sebuah konflik lingkungan adalah pertemuan pemerintah dan peran masyarakat sipil. Kasus konflik antara PT. Lafarge dengan masyarakat Lhoknga-Leupung menunjukkan pentingnya kehadiran pemimpin karena dapat menjadi penengah dan diterima kedua pihak yang bersengketa. [Read More][Cached]

Search

Layu sebelum berkembang to website download resize

keluarga relasi kuasal di Aceh

 

Call for Article

ICAIOS welcomes scholars and researchers to publish scientific or popular articles. See the article guideline HERE 

Want to get more involved with ICAIOS activities?
If yes, complete the form here

Also check our latest Public Discussion and Guest Lecture Series videos
Subscribe us on Youtube  

 

 

 

Our Partners

 

PRISB spf bandar publishing


NP Integral Logo
logoGlobed logo eos smeru
IDR Perak logo1  logo toyotafoundation
arsitektur unsyiah AI
pascasarjanauin GIZ pusatstuditelematika
PPIM UIN min ctcs
ccis Logo UBBG Sekunder Vertikal
 
logotdmrc
 KAS logo4