MIMI, wisatawan asal Taiwan sedang memperlihatkan kepiting hasil tangkapan menggunakan alat tradisional di kawasan Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, Sabtu (30/9) |
BANDA ACEH - Puluhan wisatawan lokal dan asing diajak berkeliling melihat potensi wisata Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, Sabtu (30/9). Salah satu yang diperkenalkan yaitu menangkap kepiting di tambak dan melihat pesona hutan bakau.
Kegiatan ‘wet-wet gampong’ itu merupakan rangkaian dari acara pameran piasan Gampong Pande yang dilaksanakan Gampong Pande, ICAIOS, dan Urbanisme Warga. Sebanyak 60 wisatawan lokal dan asing, yang sebagian berasal dari Taiwan, Lithuania, dan Zimbabwe diajak melihat melihat kegiatan warga lokal Gampong Pande menangkap kepiting dengan peralatan tradisional.
Program Asisten Urbanisme Warga, Muhammad Riansyah kepada Serambi kemarin mengatakan, bahwa kegiatan wet-wet gampong gampong itu untuk memperkenalkan sejumlah kegiatan dan potensi Gampong Pande kepada wisatawan, sebagai daya tarik wisata.
Menurutnya, sebagian warga Gampong Pande berprofesi sebagai pencari kepiting, sehingga wisatawan diajak mengenal lebih dekat aktivitas para petani mengenai cara dan alat menangkap kepiting. Bahkan diakhir kegiatan, wisatawan dapat menikmati kepiting hasil tangkapan warga.
Selain itu, kemarin wisatawan juga diajak melihat pemandangan hutan bakau yang mengelilingi Gampong Pande. Keberadaan Hutan bakau merupakan bagian dari mitigasi bencana yang akan melindungi pemukiman warga pesisir tersebut.
Hari ini, kegiatan akan dilanjutkan dengan melihat potensi pohon nipah di gampong tersebut. Warga setempat sudah memanfaatkan buah nipah untuk diolah menjadi sirup maupun jus yang memiliki nilai ekonomis. Selain itu, mereka juga akan melihat keberadaan situs sejarah di gampong itu berupa makam bangsawan maupun ulama zaman dahulu. Untuk diketahui, berdasarkan catatan sejarah Gampong Pande merupakan cikal bakal berdirinya Kota Banda Aceh.(mun)
Sumber : Serambi Indonesia