Dr. Syaifullah Muhammad, ST., M.Eng
Senior Lecturer at Chemical Engineering Department of UNSYIAH
Executive Director of CCIS and Senior Program Assistant of ICAIOS
Alumnus of Curtin University of Technology Western Australia
Dr. Syaifullah Muhammad, ST, M.Eng adalah dosen senior pada Jurusan Teknik Kimia Universitas Syiah Kuala. Lulusan Doktor bidang Chemical Engineering dari Curtin University of Technology Western Australia ini, selain menjadi staf pengajar - peneliti bidang nano particle technology and wastewater treatment, selama belasan tahun juga menjadi DosenCommunication Skill untuk para calon sarjana di Jurusan Teknik Kimia Unsyiah. Dr. Syaifullah aktif menulis buku dan publikasi diberbagai jurnal internasional dengan H-Index Scopus 9.
Saat ini, Dr. Syaifullah merupakan peneliti senior diInternational Center for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS), Direktur Eksekutif Center for Creative Industri of Syiah Kuala University (CCIS) atau Pusat Industri Kreatif Universitas Syiah Kuala, Direktur Eksekutif pada Aceh Climate Change Initiative (ACCI) atau Pusat Studi Perubahan Iklim Aceh Universitas Syiah Kuala dan juga merupakan trainer pada berbagai training motivasi, leadership dan public speaking. Pada tahun 2016, Dr. Syaifullah Muhammad bersama tim CCIS membantu program One Vilage One Product (OVOP) Kota Banda Aceh sebagai Ketua Taskforce Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Banda Aceh.
Meski kaya akan sumber daya alam dan bahkan juga sumber daya manusia, Aceh masih merupakan wilayah di Indonesia dengan angka kemiskinan di atas rata-rata nasional. Beberapa komoditi lokal dengan karakteristik unik, bermutu tinggi dan sangat dibutuhkan oleh industri kelas dunia, belum mendapatkan sentuhan yang memadai pada rantai hulu-hilirnya sehingga nilai tambah komoditi ini tidak berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu contoh komoditi unggul tersebut adalah Nilam Aceh (Pogostemon cablin, Benth). Indonesia merupakan pemasok 90% kebutuhan minyak nilam dunia dan 70% diantaranya berasal dari Aceh. Nilam Aceh merupakan nilam terbaik dunia yang dapat menghasilkan minyak mentah nilam (Patchouli Oil) dengan kandungan Patchouli Alkohol (PA) di atas 30%. Minyak nilam menjadi penghasil utama minyak atsiri yang di impor ke berbagai negara seperti Perancis, Singapura, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, India, Spanyol dan Belanda, yang digunakan untuk industri kosmetika, parfum, sabun, obat-obatan dan lain-lain. Inovasi inklusif berbasis ilmu pengetahuan (knowledge based inclusive innovation) pada empat subsistem yaitu Hulu (upstream off-farm agroindustry), Budidaya (on-farm agroindustry), Hilir (downstream agroindustry) dan Industri Penunjang (supporting industry/ institution) diyakini akan memberi dampak besar pengembangan industri Nilam Aceh untuk kesejahteraan masyarakat. Berbagai titik inovasi (hot spot innovation) teridendifikasi dengan cermat pada keempat subsistem ini yang harus disentuh melalui perencanaan dan implementasi program lintas institusi dengan mile stone development strategy secara sinergi, terstruktur dan masif.