Rabu, 12 November 2014 14:04 WIB
* Berlangsung Sembilan Hari
BANDA ACEH - Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry dan International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) melaksanakan pesta akademik dan konferensi internasional tentang Aceh dan Kawasan Seputar Lautan Hindia yang ke-5.
Rangkaian kegiatan akan berlangsung sembilan hari, sejak Selasa (11/11), bekerja sama dengan dengan Earth Observatory of Singapore (EOS), sebuah lembaga observasi lingkungan dan bencana alam terbesar di Asia Tenggara.
“UIN ingin konferensi yang ke-5 ini tidak hanya pertemuan ilmiah para 70 pakar dari 17 negara, tetapi juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Ar-Raniry, Dr. Muhibuththabari MAg, dalam siaran pers kepada Serambi, Selasa (11/11).
Muhibuththabari menyebutkan, selain konferensi internasional, kegiatan lain yang dilaksanakan dalam pesta akademik ini adalah, diskusi draft buku, peluncuran buku baru, pemutaran film dokumenter hasil penelitian-penelitian para pembuat film kelas dunia, seperti Isaac Kerlow yang pernah bekerja sebagai film director di Hollywood dan beberapa film lainnya dari Jepang dan Amerika Serikat. “Juga akan ada pameran sejarah UIN, manuskrip Aceh, poster hasil penelitian, dan pameran foto tsunami Aceh,” ujarnya.
Direktur ICAIOS, Dr Saiful Mahdi menambahkan UIN menjadi tuan rumah untuk kedua kalinya. Konferensi sebelumnya dilaksanakan di Universitas Malikussaleh bekerja sama dengan Harvard University.
Ketua Panitia, Dr. Anton Widyanto, mengatakan, sebagian besar kegiatan dalam pesta akademik ini terbuka untuk publik dan gratis. Seperti bazar buku yang akan dimulai, 11 hingga 20 November, juga bedah buku, diantaranya “Aceh di Mata Dunia” karya Dr. Hasan di Tiro dan “Perjuangan Janda Mantan PM Aceh Merdeka” yang ditulis oleh Azimar, Istri Dokter Muchtar Hasbi.
Anton mengharapkan masyarakat Aceh memanfaatkan kesempatan ini untuk menggiatkan tradisi membaca, belajar, dan berdiskusi dengan para ahli dari berbagai bidang. “Apalagi yang datang adalah profesor-profesor ternama seperti Anthony Reid dari Australian National University, Prof. Michael Feener dari National University of Singapore, Prof. Kerry Sieh dari NTU, Prof. Ken Miichi dari Iwate Perfectural University, Jepang, dan para pakar lainnya dari 17 negara,” ujarnya.
Sementara itu, Panitia Unsyiah Fair, Nurul Pramudiah mengatakan dalam rangkaian Unsyiah Fair ke-9 pada 10-15 November 2014, pihaknya juga menggelar nonton bareng (nobar) film berjudul 99 Cahaya di Langit Eropa di Gedung AAC Dayan Dawood, Unsyiah, Jumat (14/11). Menariknya nobar yang terbuka untuk umum itu juga bakal dihadiri sutradara film tersebut, Guntur Soeharjanto yang akan membedah film tersebut.
“Dipilihnya film ini karena memang sedang booming, selain itu film tersebut sesuai untuk tontonan mahasiswa karena memperkaya wawasan serta sejalan dengan tema Unsyiah Fair kali ini yaitu, `Mahakarya Kebangkitan Indonesia,” kata Nurul kepada Serambi kemarin.
Nurul menyebutkan selain bedah film, acara itu juga dirangkai expo mahasiswa berupa bazar buku, komersil, stan mahasiswa, pengusaha muda, kuliner, aksesoris, Kampung Aceh, serta stan kodam Iskandar Muda. Terdapat juga 12 cabang yang diperlombakan dengan kategori mahasiswa, siswa, dan umum.
Nurul menambahkan even tersebut juga diramaikan dengan talkshow oleh Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal serta tokoh perempuan Aceh, Suraiya Kamaruzzaman. Acara yang mengambil tempat di stan ‘Sagoe Inong Aceh’ tersebut dirangkai dengan demo kecantikan oleh brand make up Wardah Cosmetic dan digelar pada hari terakhir.
“Pembukaan acara rencananya oleh Rektor Unsyiah, sedangkan rencananya acara akan ditutup oleh Menteri Perhubungan yang juga sekaligus mengisi seminar nasional pada hari yang sama,” demikian Nurul. (nal/rul) [sumber]
