Pengumuman Pemenang Lomba
Selamat kepada peserta yang menjadi Juara
Selamat kepada peserta yang menjadi Juara
Speaker:
Dr. Susy Sebayang
Lecturer in Public Health at Universitas Airlangga
| Friday, 11 May 2018 | 16.30 - 18.00 WIB |
| Prof. Anthony Reid Seminar Room, ICAIOS |
About PDS:
Improving outcomes for reproductive, maternal, neonatal, and child health (RMNCH) remains a challenge in most of the developing world and women’s empowerment remains an important agenda to improve health outcomes, including in Southeast Asia. A review of 67 studies in developing countries showed a positive association between women’s empowerment and use of health services (Pratley 2016). A study using data from the most recent Demographic and Health Surveys (DHS) in 31 countries showed that women with the highest empowerment status were more likely to use modern contraception, attend four or more antenatal (ANC) visits, and have a skilled attendant at birth compared with women with lower empowerment status.
Oleh : Nisa Khairuni
Penulis adalah tim redaksi Jurnal Ilmiah Dayah : Journal of Islamic Education,
Prodi S2 Pendidikan Agama Islam Pascasarjana
UIN Ar-Raniry
Beberapa hari lalu, terjadi pertemuan ulama-ulama dunia dalam acara Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia di Istana Bogor, Jawa Barat (1-3/5/2018). Salah satu pesan yang dihasilkan dalam pertemuan penting tersebut adalah mengenai pentingnya mengembangkan Islam Wasatiyyah (Islam Moderat).
Tulisan berikut tidak membahas secara spesifik pesan KTT di atas, akan tetapi mencoba mengangkat isu yang juga masih hangat diperdebatkan tentang cadar dan hubungannya dengan pesan Islam Wasatiyyah hasil KTT tersebut di atas.
Cadarisme, UU Pendidikan Tinggi dan Islam Wasatiyyah
Tentu kita masih ingat bagaimana isu cadar menjadi fenomena perdebatan, terutama ketika terjadi pelarangan cadar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pada waktu itu Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Yudian Wahyu sempat melakukan pembinaan dan menyebut cadar identik dengan radikalisme, sehingga dikeluarkanlah Surat Rektor No B- 1301/Un.02/R/AK.00.3/02/2018 tentang Pembinaan Mahasiswi Bercadar.
Public Discussion Series
Jihad Against Drug Mafias:
A Case Study of Community Collective
Movement in Aceh
Speaker:
Dr. Nirzalin, M.Si
| Wednesday, 02 May 2018 | 16.30 - 18.00 WIB |
| Prof. Anthony Reid Seminar Room, ICAIOS |